“Hati nurani adalah kompas jiwa yang membimbing kita menuju kebenaran, sementara hati dzulmani adalah gelap yang membingungkan arah. Jika kita dengarkan nurani, kita temukan kedamaian; jika kita ikuti dzulmani, kita terjebak dalam keraguan. Pilihlah dengan bijak, karena hati adalah cermin jiwa yang merefleksikan pilihan-pilihan kita.”
Orang yang mengabaikan nurani cenderung merasa terputus dari nilai-nilai moral dan etika yang mendasari hubungan mereka dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Mereka mungkin cenderung memilih tindakan yang bertentangan dengan kebenaran dan integritas, karena mereka tidak lagi mendengarkan suara dalam diri mereka yang memperingatkan tentang konsekuensi negatif.
Tahukan anda bagaimana akibatnya bila sudah mengabaikan nurani:
Kehilangan Kedalaman
Seseorang mungkin kehilangan kedalaman dalam pandangan hidup mereka, fokus pada pencapaian materi atau tujuan pribadi tanpa mempertimbangkan akibatnya pada orang lain atau dunia sekitar.
Rasa Bersalah
Meskipun mungkin awalnya bisa diabaikan, tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nurani dapat menimbulkan rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam, karena orang tersebut menyadari bahwa mereka telah melanggar nilai-nilai penting.
Kehilangan Hubungan
Mengabaikan nurani dapat merusak hubungan interpersonal. Orang lain mungkin merasa tidak nyaman atau merasa tidak bisa mempercayai seseorang yang tidak memegang teguh nilai-nilai moral.
Kehilangan Diri
Orang yang mengabaikan nurani bisa merasa kehilangan identitas dan tujuan dalam hidup. Mereka mungkin mengalami perasaan kekosongan dan kebingungan tentang arah hidup mereka.
Sikap dan Perilaku Negatif
Kehilangan koneksi dengan nurani dapat menyebabkan munculnya sikap dan perilaku negatif, seperti egoisme, manipulasi, atau kecenderungan untuk melanggar hak orang lain.
Siklus Negatif
Mengabaikan nurani dapat memicu siklus negatif di mana tindakan-tindakan buruk memicu lebih banyak tindakan buruk lagi, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputuskan.
Pamungkas. Penting untuk selalu mendengarkan suara nurani kita, karena itu adalah panduan internal yang dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih bijaksana dan positif. Jika seseorang merasa bahwa mereka telah mengabaikan nurani, mereka dapat memulai langkah-langkah untuk kembali ke jalan yang benar dengan merenung, memperbaiki tindakan-tindakan yang salah, dan mencari pertumbuhan spiritual dan moral.
Saatnya kembali ke suara nurani sebagai suara batin yang memberikan panduan mengenai apa yang benar dan salah, baik dalam tindakan maupun sikap. Nurani –pun sudah dianggap sebagai “suara kecil” dalam diri mereka yang memberi petunjuk mengenai nilai-nilai etika, moral, dan keadilan karena dipandang sebagai kompas internal yang membimbing seseorang membuat keputusan yang tepat dan berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip yang baik. Wallahu ‘alam (ANQ)
Leave a Reply