Dewan Takmir Masjid Qudwah selenggarakan rapat kerja perdana (Selasa, 01 Juni 2021). Setelah resmi dilantik oleh ketua Yayasan Mutiara Embun Pagi, Dr. Iim Ibrohim, M.Ag., pekan lalu. Rapat kerja Dewan Takmir Masjid Qudwah tersebut dihadiri oleh 12 (dua belas) orang pengurus yang mewakili masing-masing departemen dan lembaga.
Dengan dimoderatori oleh Ustadz Sona Zainal Walad, LC. MA, yang juga menjabat sebagai sekretaris Jendral Dewan Takmir Masjid Qudwah, rapat dipimpin langsung oleh, Nurdin Qusyaeri M.Si., selaku Presiden Masjid Qudwah. Rapat kerja Dewan Takmir Masjid (DTM) Qudwah menghasilkan beberapa program yang nantinya akan disatukan menjadi program unggulan Masjid Qudwah.
Dimulai tepat pukul 13:00 WIB, rapat kerja berlangsung menjadi beberapa sesi. Sesi pertama berupa pemaparan misi dan visi masjid yang harus dipahami oleh para pengurus dan pemaparan penggunaan istilah kepengurusan yang digunakan di masjid Qudwah. Sesi pembacaan ulang struktur pengurus dan pengenalan sosok para pembina dan penasihat lebih mendalam, pemaparan job description, dilanjutkan dengan sesi rapat program per departemen dan lembaga.
Dalam struktur kepengurusan Dewan Takmir Masjid Qudwah, nampak nama-nama mubalig kondang seperti Ust. Dr. Ahmad Humaedi, M.Si., Dr. Engkos Kosasih, MA, dan H. Ujang Ruhiyat sebagai Muwakif dan pengusaha muda sukses kabupaten Bandung yang kepeduliannya terhadap dakwah keislaman, sosial, dan pendidikan tidak diragukan lagi sebagai pembina Dewan Takmir Masjid Qudwah.
Presiden Masjid Qudwah pun menjelaskan tentang pemilihan istilah-istilah yang digunakan di Masjid Qudwah, yang sedikit berbeda dengan istilah yang digunakan di masjid-masjid yang lain. Selain ingin sedikit unik dan berbeda, pemilihan istilah yang digunakan pun memiliki arti yang lebih pas dan sesuai dengan fungsinya.
Misalkan istilah Presiden Masjid, lebih dipilih daripada istilah Ketua DKM, ini semata hanya karena pimpinan diharapkan lebih dapat mengayomi umat layaknya tugas seorang presiden. begitu pula dengan penggunaan istilah lain diharapkan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kegunaannya.
“Kita ingin sedikit berbeda dengan masjid-masjid yang lain. Akan tetapi bukan hanya berbeda penamaan, fungsi dan kegunaannya pun diharapkan lebih sesuai. Seperti istilah Presiden, itu lebih mencerminkan pengayom, pelindung, pelayan, memberikan rasa aman, bisa menaungi dan mensejahterakan. Masjid itu harus seperti negara terhadap rakyatnya. Semoga kita bisa sama-sama berjuang keras untuk menuju ke sana,” ujar Nurdin.
Salah satu lembaga di antaranya, yaitu lembaga informasi dan komunikasi menjadikan pengembangan website masjid Qudwah sebagai program bidikan. Karena sesuai dengan cita-cita besar masjid Qudwah, bahwa sesuai namanya, ke depannya Qudwah akan menjadi masjid yang menjadi Qudwah (model) bagi masjid yang lainnya. Lembaga informasi dan komunikasi ini pun memprogramkan pelatihan pembuatan dan pengelolaan website bagi masjid, pelatihan publik speaking, dan pelatihan pengelolaan media. Tentunya semua kegiatan pelatihan tersebut akan dikolaborasikan dengan departemen dan lembaga Takmir yang lainnya.
“Semua program ajuan, baik dari masing-masing departemen maupun lembaga akan dihimpun menjadi program unggulan yang akan kita kerjakan sama-sama selama masa bakti kepengurusan Dewan Takmir Masjid Qudwah masa bakti 2021 sampai dengan 2025 nanti,” pungkas Nurdin.
Di akhir rapat kerja, Nurdin mengajak kepada semua pengurus yang turut hadir untuk memaksimalkan niat ikhlas dalam menjalani tugas yang diemban demi terwujudnya cita-cita luhur Masjid Qudwah yaitu menjadi masjid yang mampu menjadi model bagi masjid yang lain dan mampu memberikan manfaat besar bagi umat.
Leave a Reply