In Memoriam H. Ujang Ruhiyat
Oleh: Nurdin Qusyaeri/Presiden Masjid Qudwah
Haji Ujang Ruhiyat. Setelah beberapa tahun memendam niat mulia, untuk membuat lembaga sosial, akhirnya kesampaian juga. Syariatnya, pengusaha muda ini pada 2017 ketemu aktivis pendidikan, dan mantan aktivis sosaial juga. Namanya Dr. Iim Ibrohim, M. Ag. Iim lah salah satu yang meng-otaki majunya sekolah SD 7 Muhammadiyah kota Bandung.
Singkat cerita, visi mulia pengusaha “berehan” (dermawan) itu klop dengan praktisi pendidikan dan aktivis sosial itu. Pa haji punya niat dan materi, aktivis pendidikan punya konsep dan integritas. Ketemulah kedua orang itu.
Pada Desember 2018, cita-cita mulia itu akhirnya berbuah. Dengan ditandai oleh lahirnya sebuh lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial, berbentuk Yayasan, dengan namanya Mutiara Embun Pagi. Yayasan ini dikelola oleh para purna aktivis sosial Islam dan masing-masing bergerak di bidang pendidikan: Dr. Iim Ibrohim, M.Ag sebagai ketua; Lalan Sahlani, M.Ag, sebagai Sekretaris, Nurdin Qusyaeri sebagai Bendahara Umum; dan Benny Ahmad Baenury sebagai wakil Bendahara.
Di tahun itu pula yayasan langsung membuka kelas tingkat TK berlokasi di Tis Dingin. Ruangan yang begitu mewah untuk kelas TK dan lokasi pedesaan. Ternyata ruang itu tempat menyimpan barang-barang bisnisnya. Dia rela menyingkirkan barangnya demi cita-cita mulianya itu.

Namun keberadaan TK di sana tidak berlangsung lama karena lokasinya yang terlalu “nyingkur” (jauh dan susah terjangkau akses kendaraan) dari khalayak ramai. Akhirnya lembaga pendidikan tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih mudah dijangkau kendaraan, tepatnya di Jl. Oma Anggawisastra yang lokasinya berdekatan dengan Kantor Kecamatan Ibun. Itupun lagi-lagi Haji Ujang menyulap pabrik/gudang tempat bisnisnya untuk dijadikan ruang-ruang kelas. Alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan. Malah mulai berkembang pesat.
Level sekolahnya pun berkembang bukan hanya TK tetapi bertambah ke level Sekolah Dasar. Sekolah MEP (Mutiara Embun Pagi) terhitung sekolah bagus. Manajemennya modern, dikelola oleh orang-orang “sekolahan” yang memang fokus dan ahli di bidangnya. Kepala Sekolahnya pun jebolan S2 jurusan pendidikan. Begitu pun dengan tenaga pengajarnya. Jika Anda membuka halaman pencarian google di internet atau medos pun sekolah ini cepat ditemukan.

Visinya pun luar biasa “aheng” (hebat), yaitu, terciptanya jebolan sekolah Mutiara Embun Pagi” yang mampu bersaing secara global dan islami. Namun sayang MEP ini mungkin belum tepat secara lokasi. Sehingga sekolah ini dikenalnya sebagai sekolah Mahal dan modern. Padahal, SPP nya hanya kisaran 100 ribuan saja. Akan tetapi, begitulah, penerimaan orang tentulah berbeda. empat tahun berdiri, MEP masih belum mampu diterima oleh banyak kalangan karena dianggap mahal. “Padahal, pami ngaraos teu mampu, sok damel serat pasihkeun ka abdi, kin abdi anu mayar ka sakola”, katanya dalam obrolan santai.
Karena dianggap mendapatkan kendala ketika berada di kecamatan Ibun, Haji Ujang berpikir bahwa SD MEP harus berpindah lokasi ke Jln. Anyar Solokan Jeruk (lokasi Masjid Qudwah).
“Sok sing sae heula manajemenna, abdi bade ngadamel ruang kelas 3 lokalmah di handap”, ujarnya saat kumpul dengan pihak Yayasan.
Dengan pernyataan itu, Pak Haji (begitu beliau akrab disapa) sudah berhitung betul karena melihat daya dukung warga Ibun masih kurang untuk lembaga Mutiara Embun Pagi.
“Rek kumaha deui atuh, nya da sakola urang mah atos sae. Lokasi, ruangan, kebersihan, tenaga pengajar, oge manajemen sagalana tos sae. Tapi naha bet kurang wae nu daftar teh? Berarti memang kirang tepat masalah tempat,” ujarnya.
Bahkan beliau pernah mengungkapkan jika nanti SD MEP sudah pindah jalan Anyar Solokan jeruk, tepatnya di lokasi Masjid Qudwah, maka beliau juga bersedia terjun langsung dalam mengelola sekolah tersebut.

Selesai soal lembaga pendidikan, Haji Ujang pun membangun masjid, konon ini bukan masjid pertama yang beliau bangun. Ada beberapa masjid yang turut ia bangun dan besarkan sebelumnya. Tahun 2019 Pak Haji memanggil ketua yayasan MEP, Dr. Iim Ibrohim. Ternyata beliau hendak mewakafkan tanah seluas 70 tumbak (-+ 1000 meter) untuk pembangunan Masjid. Tanah tersebut langsung dibangun dengan menghabiskan dana -+5 milyar. Masjid yang diberi nama “Qudwah” tersebut selesai di akhir tahun 2020 dan diresmikan bupati Bandung, Dadang M. Naser, 05 Desember 2020.
Haji Ujang ingin sebahagian hartanya dinfakkan di Jalan Allah, salah satunya membuat tempat ibadah umat Islam. “Abdi gaduh materi ngabangun masjidna, Pa Nur, Pa Ustadz Iim, Ustadz Lalan gaduh elmuna kanggo ngamakmurkeun. Urang sami-sami beramal sholeh, ” ujarnya, masih sangat terngiang di telinga.
Selain membangunnya, Pa Haji juga membiayai honor imam/muadzin dan kebersihan, serta khatib jumat dan penceramah kajian bulanan, 3 bulanan dan 6 bulanan.
Kajian yang ada di Masjid yang dibangunnya pun harus diisi oleh ustadz kondang, dengan tujuan agar jamaah tertarik untuk mengikutinya, meskipun masjid yang dibangun tidak berada di pusat kota seperti Masjid Trans Studio Mall, Masjid Istoqomah, atau Al Latief, dsb.
“Hadirkan Ust. Ahum, Ust. Aam, Ust Dudy Muttaqin, jika perlu Ust UAH, datangkan ke sini, ke Qudwah,” katanya.
Dari beberapa penceramah yang beliau list, baru 2 ustadz saja yang sudah berhasil dihadirkan ke Masjid Qudwah karena terkendala aturan dan kebijakan terkait wabah covid-19. Dua ustadz tersebut adalah, Dr. Ahmad Humaedi yang akrab disapa Ahum dan Ust. Dudy Muttaqin.
Begitupun di Masjid Tis Dingin setiap Ahad malam dan Selasa malam masjid ini menyelenggarakan kegiatan kajian hadits dan tafsir. Narasumbernya para ahli di bidangnya, seperti ustadz Agus Sukmana ketua PD Syarikat Islam Bandung, ustadz Sona Zainal Walad, jebolan Universitas Kairo, Mesir. Setiap pengajian beliau hadir “full team” (bapak dan ibunya, istri, anak, adik-adik dan keluarganya). Sesungguhnya inilah potret keluarga bahagia sejahtera lahir dan bathin.
Hatinya selalu terpaut dengan masjid. Setiap waktu melalui CCTV Pa Haji memantau aktivitas masjid Qudwah. Hatinya resah manakala tidak ada orang sholat di sana. Hatinya gundah manakala ada sampah atau kotoran yang berserakan dalam masjid atau lingkungannya. “Abdi hoyong masjid teh nyaman, bersih, dugi ka jalmi anu ngadon sholatteh ngaraos betah tur tenang”, ungkapnya di sela-sela obrolan santainya.

Ada sesuatu yang terus selalu menggelayut di pikirannya, “bagaimana pengurus yayasan bisa memiliki penghasilan dari hasil lelahnya mengurus lembaga sosial”. Maka beliau menyarankan yayasan untuk membuat koperasi.
“Yayasan gak bisa dipake bisnis maka silahkan buat lembaga usaha, mudah-mudahan koperasi bisa menghasilkan tambahan,” katanya. Akhirnya dibentuk Koperasi syariah bernama Cendikia Muda Mandiri.
Selain itu, ia pernah memaprakan mimpinya bahwa bangunan yang berbentuk ruko di samping masjid Qudwah akan disewakan dengan penghasilannya untuk menghidupi aktivitas masjid. Bahkan Di tanah belakangnya sudah dirancang selain Sekolah SD MEP, akan dibuatkan gedung Islamic Centre, dan lapangan Mini Soccer.
Begitu mulia cita-citanya. Visinya jauh membentang ke depan. Namun sayang Allah berkehendak lain. Begitu cepat Allah mengambilnya padahal masih tergolong muda, 46 tahun.
Pada Kamis 15 Juli, pukul 22.17, di RS Rotinsulu Ciumbuleuit, Allah mengambilnya. Hujan deras air matapun tumpah dari berbagai kalangan. Ada air mata para jompo yang tiap bulan disantuninya. Air mata tetangga, air mata kalangan pendidik, air mata penggerak dan pejuang dakwah. Apalagi istri dan anak-anaknya yang sangat merasa terpukul dengan kepergiannya. Mereka semua sangat kehilangan sosok panutannya.
Ustadz Iri, orang dekat haji Ujang sampai bilang: “Daripada pa haji anu tipayun ngantunkeun, mendingan abdi weh ya Allah, cabut nyawa abdi. Pa haji mah seueur uruseunna, sueur belaaneunna, seueur anu meryogikeuna..”, katanya sambil berderai air mata.
“Saat ini kita semua pahit. Tapi bagi Pa Haji Ujang adalah manis, ” ujar Ustaz Agus Sukmana, M.Ag. salah satu ustadz pengajar dalam kajian-kajian masjid ketika berkesempatan memberikan biantara melepas jenazahnya.
Selamat jalan Pa haji, insya Allah kami akan menjaga semua amanahmu. Meneruskan cita-citamu. Semua keluarga akan terus mendoakanmu. Semua yang telah merasakan kebaikanmu akan mengalirkan doa. Sehingga semua itu akan berefek terhadap mengalirnya pancaran kebaikan yang akan meringankan timbangan kesalahanmu. Hartamu tidak membuat berat karena sudah kau titipkan jadi amal shaleh. Tinggal nanti jemput di sana dan menyelamatkanmu. Surga sudah merindukanmu.
Editor: Diantika IE
Terbukti dari cerita yg sudah di baca,,,, pa.haji betul betul orang baik. Innalilahi wainnailaihi roji’un selamat jalan pa.haji syurga pasti adalah tempat terakhirmu
Innalilahi wa innailaihi rojiuun… Willujeng nyorang kabagjaan ni’mat qubur pahaji Ujang.
Ponpes khoiroummah jadi saksi kedermawanan beliau..baik membantu pembangunan fisik pesantren maupun kesejahteraan santri lewat sedekah buka shaum dan taktiran nya.