Ketika masjid bahas politik, apakah kemudian menjadi masalah bagi jamaah? Tentu saja tidak.
Bukan masjid Qudwah namanya jika tidak menyajikan hal-hal yang luar biasa dan lebih inovatif. Sebut saja dari mulai pemilihan istilah “Presiden” sebagai pengganti sebutan untuk ketua DKM, istilah jajaran pengurus yang berbeda, sampai kepada topik-topik kajian yang dipilih berbeda dengan kebanyakan masjid-masjid yang ada di sekitarnya.
Termasuk pada Ahad (22 Agustus 2021) Masjid Qudwah kembali mengadakan kajian rutin yang mengusung tema, “Urgensi Politik Bagi Umat Islam.” Kajian Politik tersebut berlangsung dari pukul 18:00 s.d. selesai. Kurang lebih 50 jamaah dengan didominasi oleh kaum Adam menghadiri kajian tersebut.
Nurdin Qusyaeri, M. Si., yang merupakan Presiden Masjid Qudwah mendapatkan giliran mengisi materi kajian. Disampaikan melalui slide dan diselingi dengan beberapa kisah amsal yang mengundang tawa, cukup mampu mencairkan suasana. Sehingga kajian dengan topik baru tersebut disambut antusias oleh jamaah.
Dengan terlebih dahulu memberikan pengantar bahwa kajian yang dilakukan bukanlah untuk menggiring jamaah kepada partai tertentu dam bukan pula untuk mengajak umat menjadi pelaku politik praktis. Melainkan untuk memberikan wawasan kepada umat Islam bahwa memiliki pemahaman politik adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan beragama dan bernegara.
Hal tersebut seiring sejalan dengan ungkapan beberapa jamaah yang menjawab pertanyaan secara spontan ketika ditanya, “apakah tujuan mereka mengikuti kajian politik di masjid Qudwah?” Maka jawaban mereka adalah, agar lebih mengerti seluk beluk politik yang selama ini memiliki kesan kejam, jahat, pemberi harapan palsu, juga menghalalkan segala cara.
Dalam materi yang disampaikan, Nurdin mengutip beberapa kalimat yang bersumber dari tokoh-tokoh politik Islam yang memiliki pengaruh besar bagi NKRI. Di antaranya adalah M. Natsir, sebagai perdana menteri pertama NKRI. “Kalau memang saudara merasa tidak perlu ikut berpolitik, biarlah tidak usah berpolitik. Tetapi saudara jangan sampai buta politik, kalau saudara buta politik, saudara akan dimakan oleh politik.”
“Politik Islam itu sangat penting karena berfungsi mengatur, mengurus, mengayomi seluruh umat untuk kepentingan dan kemaslahatan umat di dunia dan di akhirat,” ujar Nurdin.
Selain itu, Nurdin pun mengutip pendapat Imam Ghazali yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaan itu sebagai orang yang mendapat nikmat yang besar. Tidak ada nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. melebihi kenikmatan memegang kekuasaan. Dengan kekuasaan politik yang dipegang, seseorang dapat menjadi orang yang diutamakan oleh Allah Swt. untuk masuk surga. Di mata Allah, para penguasa memiliki derajat yang mulia dan lebih dicintai. Karena itu penguasa/khalifah itu sakti dan merupakan bayang-bayang Allah di muka bumi.
Sabda Rasulullah Swt., “Adilnya seorang raja dalam sehari lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada ibadah tujuh puluh tahun.” (Abu Hamid Al-Ghazali Al-Tibr Al-Masbûk fî Nashîhah Al-Mulûk. hal. 18)
Jangan lupa ikuti kajian rutin pekanan dengan tema yang berbeda di Masjid Qudwah. Simak terus informasi kajian di media sosial kami.
Semoga bermanfaat.
Kontributor: Diantika IE
*Konfirmasi transfer donasi Anda ke narahubung 081313300224 (infokom Qudwah)
Leave a Reply