Oleh Nurdin Qusyaeri
Penulis adalah dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIPI Bandung dan
Penggiat Yayasan Mutiara Embun Pagi
Kata hijrah kedengaranya bukan hal asing di telinga kita, tinggal bagaimana kita memaknai hijrah itu sendiri. Bahkan kata hijrah ini bisa sudah viral karena banyak diperbicangkan di berbagai kalangan sejak 2016. Di medsos, Instagram, ada jutaan pengikut, tagar pemuda hijrah pun ramai dan sudah jutaan pengikutnya.
Hijrah, bahkan semaraknya justru dikalangan anak muda yang hidupnya sempat mengalami masa gelap. Tak kalah ramai juga di sebagian artis Indonesia yang hidupnya mengalami masa kelam. Dari merekalah kata “pemuda hijrah” menjadi “booming” menghiasi jagad ramai bumi nusantara.
Dulu ada nama Gito Rolis, Harry Mukti, Chrisye, Sakti Sella On 7, Muhammad Kautsar Hikmat, alias Uki Noah, Rizal Armada, Ifan Seventeen, Reza Noah, Sunu Matta Band, Berry ‘Saint Loco’di kalangan musisi. Kalangan aktor seperti Teuku Wisnu, Irwansyah, Riki harun, Roger Danuarta, dan Ari Untung yang sudah sangat terkenal di masyarakat sekitaran Bandung.
Mengapa kata hijrah tidak (atau belum) ramai dikalangan tua, hanya booming di kalangan anak muda saja. Harus ada penelitian khusus untuk membahas tema itu. Tulisan ini akan mengulas makna hijrah yang dihubungkan dengan peristiwa tahun baru hijriyah dalam Kalender Islam.
Gito Rollies adalah rocker kelahiran Papua 1 November 1947. Pria bernama lengkap Bangun Sugito ini sering mengonsumsi minuman keras sampai mengonsumsi narkoba ketika masih muda dan belum mengenal hidayah Islam.
Hijrahnya diketahui terjadi 2007 silam. Kehidupannya kala itu mulai berubah drastis ketika dia sempat merasakan fly tiga hari akibat narkoba dan pada akhirnya mendapatkan hidayah. Gito mulai mempelajari Alquran dan Hadis kepada beberapa ulama.
“Saya harus hijrah, bukan ini tujuan saya dilahirkan ke muka bumi, tetapi ada tugas lain yang harus saya lakukan sebagai bekal pertemuan dengan Sang Pemilik jiwa ini,” katanya kala itu.
Sebelum tutup usia di 2008 karena kelenjar getah bening, diketahui Gito sempat bermusik lagi dengan single religinya bersama Gigi pada 2007, Cinta Yang Tulus
Hariadi Wibowo ini dulu sangat ngetop dengan lagunya yang berjudul Aku Suka Kamu Suka. Saat itu, Hari Moekti boleh dibilang bergelimang harta. Bayarannya sekali manggung bisa mencapai Rp 50 juta. Di awal 1990-an, kegamangan dan kegalauan Hari Moekti terjawab sedikit demi sedikit
Secara harfiah, ‘hijrah’ berarti ‘pindah atau bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya’. Pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Dalam catatan sejarah Islam, hijrah merujuk kepada tradisi dan praktik Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang melakukan perpindahan fisik dan tempat dari Mekkah ke Yatsrib (yang kemudian dirubah menjadi Madinah). Perpindahan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah itu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan tempat dakwah yang baru serta situasi yang lebih kondusif daripada tempat sebelumnya.
Sudah 13 tahun Nabi Muhammad dakwah di Mekkah dengan berbagai cara dan metode. Dakwahanya lebih banyak ke bidang akidah ummat. Sehingga secara jumlah/kuantitatif tidaklah sebesar yang dibayangkan. Hanya kurang lebih 80 yang berhasil memluk agama Islam. Sangat berbeda dengan hasil dakwah di Madinah yang secara waktu tiga tahun lebih pendek dibanding di Mekkah. Dibawah akan diulas beberapa faktor penyebabnya.
Kembali kebahasan peristiwa kalender Islam. Setiap tahun selalu diperingati tahun baru Hijri. Yaitu tahun baru kelender dalam Islam yang perhitungannya dimulai saat Nabi Hijrah dari Mekkah ke Madinah. Perhitungan ini dimulai pada zaman khalifah Umar bin Khattab. Khalifah ini memang banyak melakukan pembaharuan di bidang sosial politik. Membuat baytullmaal, semacam pusat bendahara negara. Membuat sistem pengajian tentara Islam, atau yang disebut diiwan. Dan banyak lagi yang lainnya.
Ada hal menarik saat Umar hendak memutuskan kalender Islam dimulai dari Hijrahnya Nabi Muhammad Saw. Saat itu hujan instrupsi bergemuruh di ruang rapat. Ada yang usul supaya kalender Islam diawali saat titik kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hal serupa dilakukan oleh kelompok Nashrani yang memulai perhitungan kalender mereka dari waktu kelahiran nabi Isa AS. Menurut mereka yaitu akhir Desember, lalu dibulatkan jadi 1 Januari. Maka, kalender mereka disebut kalender milaadi atau sebutan lain, yaitu kalender maseehi.
Lalu, bagaimana sikap Umar sebagai pimpinan rapat saat itu. Apakah dia menerima usul tersebut? Umar masih mau mendengar usul yang lain. Siapa tahu ada usul brilian yang masuk akal dan bisa dimengerti. Akhirnya ada lagi yang mengusulkan bahwa kalender Islam dimulai sejak nabi Muhammad Hijrah dari Makkah ke Madinah. Akhirnya Umar menerima ide tersebut. Umar juga berpikir bahwa Hijrah adalah peristiwa yang membalikkan keseluruhan perjalanan perjuangan Nabi menegakkan kebenaran.
Saat Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau membangun empat basis/pondasi yang ditancapkan di kota Yatsrib itu. Pertama, basis spiritul. Kedua, basis sosial. Ketiga, basis ekonomi. Keempat, basis politik.
Basis spirutual, Nabi Muhammad membangun Masjid. Masjid itu dinamai masjid Nabawi yang merupakan masjid kedua setelah beliau membangun masjid Quba saat singgah 4 hari di Quba menuju Yatsrib (Madinah).
Basis sosial, yaitu Nabi Muhammad me-muakhat-kan (mempersaudarakan) kelompok Muhajirin, orang yang hijrah dari Makkah dengan kelompok Anshar, sebagai orang pribumi Madinah. Muakhat ini sebuah konsep yang mampu melebur sekat-sekat diantara pendatang dan pribumi. Mereka saling mengenal secara lahiriyah. Mengenal dalam-dalamnya sampai akhirnya saling menggaransi kehidupanya.
Basis Ekonomi, yaitu Nabi Muhammad membangun pasar untuk meghidupkan perekonomian warga sekitar. Beliau membangun pasar karena saat itu perekonomian dikuasai pedagang Yahudi yang sering melakukan kecurangan-kecarangan dalam berdagang. Rasulpun melakukan survey lebih dahulu ke pasar An Nabit sebelum akhirnya membangun pasar.
Basis politik, yaitu membangun sistem pemerintahan dengan cara beliau sendiri menjadi “presiden”nya. Basis ini sangat penting karena dengan posisi sebagai pengendali kekuasaan, dakwahnya menjadi sangat efektif. Hal inilah yang menjadi pembeda saat Nabi Muhammad dakwah dai Mekkah san saat Nabi dakwah di Madinnah.
Saat nabi Muhammad dakwah di Mekkah, beliau masih sebagai rakyat biasa. Maka tidak heran jika dakwahnya penuh rintangan dan tantangan dari kaum Quraish. Sedangkan saat di Madinah, dakwahnya sangat lancar dan pengaruhnyapun cepat menyebar. Inilah bedanya dakwah dengan kekuasaan.
Ulama membagi hijrah kepada dua kategori: Hijrah Makaniyyah, dan hijrah Maknawiyyah. Hijrah makaniyyah adalah perpindahan lokasi, tempat seperti halnya yang dilakukan baginda Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah. Sedangkan hijrah maknawiyyah adalah hijrah keyaninan, pemikiran, tampilan, hiasan wajah, pakaian, kesenangan, dll. hijrah sulukiyyah; tingkah laku, kepribadian dengan cara mengubah kebiasaan.
Semoga kita tergolong orang yang pandai memaknai hijrah dan senantiasa berhijrah pada kebaikan. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply